Jumat, 16 November 2012

Mengidentifikasi kehidupan sel (IDK)


MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN
Mengidentifikasi Kehidupan Sel sebagai Unit Fungsional Terkecil dari Organisme

Disusun oleh :
1.     Desi Wulandari
2.     Kharisma Azizah
3.     Mulyati Cahyani
4.     Rahayu Puji Sri Lestari
5.     Reni Pratiwi
6.     Tasha Permatasari

STIKes PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 12240


KATA PENGANTAR

Assalmualaikum Wr. Wb.
         Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ MENGIDENTIFIKASI KEHIDUPAN SEL SEBAGAI UNIT FUNGSIONAL TERKECIL DARI ORGANISME” untuk menyelesaikan tugas mata kuliyah Ilmu Dasar Keperawatan I.
         Dalam penyusunan Makalah ini, Penulis melibatkan berbagai pihak. Tak lupa Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.Bapak Ns. Rian Agus Setiawan, Skep Selaku Dosen pembimbing
2. Semua Pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
         Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan , maka dari itu Penulis Mohon keritik dan saran dari semua pihak agar tercapai Kesempurnaan. Penulis juga berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga ALLAH SWT menambah berkah dan rahmat-Nya pada diri  kita semua.
Wassalmualaikum Wr. Wb

Jakarta,20 September 2012

                                                                                                                        Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit  penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.  Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 10 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang disebut organel.
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Introduksi Sel
Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang mampu  melakukan semua aktivitas kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan fungsi organisme tersebut.  Robert Hooke, seorang saintis Inggris, pertama kali menerangkan  dan  menamakan  sel pada tahun 1665, ketika ia meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon oak dengan menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Walaupun meyakini bahwa kotak kecil, atau ‘sel’, yang ia lihat hanya dimiliki oleh potongan gabus tersebut, Hooke tidak pernah menyadari betapa pentingnya penemuannya ini.
Penerusnya seorang saintist Belanda bernama Anton van Leeuwenhoek, menemukan organisme yang sekarang kita kenal sebagai organisme bersel tunggal.  Dengan menggunakan butiran-butiran pasir yang telah ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan 300x, Leeuwenhoek menemukan suatu dunia mikroba di dalam  tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti sel-sel darah dan sel sperma hewan.  Pada tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan Leeuwenhoek, sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli biologi Jerman.
Dalam kasus klasik tentang penalaran induktif – pencapaian suatu kesimpulan  umum berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus – ini, Schleiden dan Schwann merangkum penelitian  mikroskopik mereka sendiri dan hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan menyimpulkan bahwa semua bentuk kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi dasar bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa semua sel berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel untuk membelah diri menghasilkan sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan dan perbaikan organisme-organisme multiseluler, termasuk manusia.
Semua sel diselimuti oleh suatu membran yang mengatur perjalanan materi antara sel tersebut dan lingkungan sekelilingnya. Setiap sel, pada tahapan tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA, yaitu materi yang dapat diwariskan yang mengarahkan aktivitas-aktivitas sel tersebut.
B.     Ultra Struktur Sel
a.       Membran sel
Membran sel, yang menyelubungi sel, merupakan struktur elastik tipis, tebalnya hanya 7,5 sampai 10 nanometer. Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari protein dan lipid. Perkiraan komposisi adalah protein 55%, fosfolipid 25%, kolesterol 13%, lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%.
b.     Sitoplasma
Sitoplasma dipenuhi oleh partikel-partikel dan organel-organel berukuran besar dan kecil yang tersebar, berkisar dari beberapa nanometer sampai beberapa mikrometer. Bagian cairan bening dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai sitosol, yang terutama terdiri atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa, serta sejumlah kecil senyawa lipid.
c.       Retikulum Endoplasmik
Jaringan berbentuk tubular dan struktur vesikular gepeng. Tubulus dan vesikel ini saling berhubugan satu sama lain. Dinding retikulum juga terbentuk dari membran berlapis lipid ganda yang terdiri atas banyak sekali protein, mirip dengan membran sel. Total daerah permukaan struktur ini pada beberapa sel-sel hati, misalnya-dapat mencapai ukuran 30-40 kali lebih besar daripada daerah membran sel.
d.      Aparatus Golgi
Aparatus golgi erat hubungannya dengan retikulum endoplasmik. Aparatus golgi memiliki membran yang mirip dengan membran pada retikulum endoplasmik agranular. Aparatus golgi biasanya terdiri atas empat atau lebih tumpukan lapisan vesikel tipis dan gepeng yang terletak dekat dengan nukleus. Aparatus ini penting pada sel sekretoris. Pada sel sekretoris aparatus golgi terletak di sebelah sel tempat substansi sekretorik akan dikeluarkan.
Aparatus golgi ini dalam fungsinya bekerjasama dengan retikulum endoplasmik. Vesikel pengangkut kecil yang juga disebut vesikel retikulum endoplasmik atau secara singkat disebut sebagai vesikel RE, secara terus menerus ditarik dari retikulum endoplasmik dan segera setelah itu bergabung dengan aparatus golgi. Dengan cara ini, substansi yang terjerat dalam vesikel RE diangkut dari retikulum endoplasmik menuju ke aparatus golgi. Substansi yang diangkut ini selanjutnya diproses di dalam aparatus golgi untuk membentuk lisosom, vesikel sekretoris, atau komponen sitoplasmik yang lainnya.
e.      Lisosom
Lisosom merupakan organel vesikular yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian tersebar di seluruh sitoplasma. Lisosom ini merupakan sistem pencernaan intraselular yang memungkinkan sel untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur intraseluler, khususnya struktur sel yang telah rusak, partikel-partikel makanan yang telah dicernakan sel, dan bahan-bahan yang tidak diinginkan tubuh, misalnya bakteri.
f.        Peroksisom
Peroksisom secara fisik mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua hal penting; Pertama, peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi-sendiri (atau mungkin melalui pertunasan dari retikulum endoplasmik halus) dan bukan dibentuk oleh aparatus golgi. Kedua, peroksisom lebih mengandung oksidase daripada hidrolase. Beberapa oksidase mampu menggabungkan oksigen dengan ion hidrogen dari zat kimia intraseluler yang berbeda untuk membentuk hidrogen peroksida (H­2O2). Hidrogen peroksida sendiri sebaliknya merupakan suatu substansi yang sangat mudah beroksidasi, dan dipergunakan berkaitan dengan katalase, suatu enzim oksidase lain yang ditemukan dalam jumlah besar di dalam peroksisom, untuk mengoksidasi banyak substansi yang bila tidak, akan menjadi racun bagi sel. Sebagai contoh, kira-kira setengah dari alkohol yang diminum seseorang didetoksifikasi oleh peroksisom sel-sel hati.
g.       Vesikel sekretoris
Salah satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi khusus. Hampir semua substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik – sistem aparatus golgi dan kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam sitoplasma di dalam vesikel penyimpan, yang disebut vesikel sekretoris atau granula sekretoris. Misalnya vesikel sekretoris khusus di dalam sel-sel asini pankreas yang menyimpan proenzim protein (enzim yang belum aktif); proenzim kemudian akan disekresikan ke membran sel bagian luar, masuk ke duktus pankreatikus dan kemudian ke duodenum, dimana proenzim akan menjadi aktif dan melakukan fungsi pencernaan.
h.      Mitokondria
Mitokondria disebut sebagai rumah energi sel. Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat menyadap jumlah energi yang bermakna dari bahan makanan dan oksigen, dan sebagai akibatnya, semua fungsi sel akan berhenti. Pada dasarnya, mitokondria terdapat di semua bagian sitoplasma, tetapi jumlah total per sel sangat bervariasi, mulai kurang dari seratus sampai beberapa ribu, bergantung pada jumlah energi yang dibutuhkan oleh masing-masing sel. Selanjutnya mitokondria terkonsentrat dalam bagian-bagian sel yang bertanggung jawab terhadap metabolisme energi. Mitokondria juga bervariasi dalam ukuran dan bentuk; beberapa mitokondria diameternya hanya beberapa ratus nanometer dan bentuknya granula, sedangkan yang lain lebih panjang – diameternya 1 mikrometer dan panjangnya 7 mikrometer – dan yang lain bercabang dan berbentuk filamen.
i.         Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma. Molekul prekursor berpolimerisasi membentuk filamen. Sebagian besar filamen aktin seringkali terdapat di sisi luar sitoplasma, yang merupakan daerah yang disebut sebagai ektoplasma, untuk membentuk suatu penunjang elastik bagi membran sel. Juga, di dalam sel-sel otot, filamen aktin dan miosin tersusun menjadi suatu mesin kontraktil khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi otot di seluruh tubuh.
Ada satu filamen khusus yang terdiri atas molekul-molekul tubulin yang digunakan dalam semua sel untuk membentuk struktur tubulus, yaitu mikrotubulus. Sebagian mikrotubulus mengandung 13 protofilamen tubulin yang terletak sejajar satu sama lain dalam satu lingkaran untuk membentuk sebuah silinder panjang sempit yang kira-kira berdiameter 25 nanometer dan panjang 1 sampai beberapa mikrometer. Silinder ini sering tersusun dalam bentuk berkas yang menyebabkan mikrotubulus seluruhnya merupakan suatu massa struktural yang sangat kuat. Akan tetapi, mikrotubulus merupakan suatu struktur kaku yang akan pecah bila terlalu dibengkokkan. Jadi fungsi primer mikrotubulus adalah sitoskeleton, yang membentuk suatu struktur fisik yang kaku untuk beberapa bagian sel yang khusus. Juga,, sitoplasma sering mengalir di sekitar mikrotubulus, yang mungkin disebabkan oleh pergerakan lengan yang menonjol keluar dari mikrotubulus.
j.        Nukleus
Nukleus merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah besar DNA, yang telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan karakteristik protein sel, termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Nukleus juga mengatur reproduksi; gen-gen ini pertema bereproduksi sendiri, dan kemudian, sel dipecahkan oleh proses khusus yang disebut mitosis untuk membentuk dua sel anak, yang masing – masing menerima satu dari dua set gen.
Penampilan nukleus di bawah mikroskop cahaya tidak memberikan gambaran yang cukup mengenai mekanisme nukleus melakukan kerja pengontrolannya. Penampilan sebuah nukleus dalam fase interfase (periode di dalam mitosis) dengan menggunakan mikroskop cahaya, memperlihatkan bahan kromatin yang terpulas gelap di seluruh nukleoplasma. Selama mitosis, bahan kromatin menjadi sangat mudah diidentifikasi sebagai kromosom yang tersusun baik, yang dapat dilihat dengan mudah dengan mikroskop cahaya.
k.       Membran nukleus
Membran nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran yang terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar bersambung dengan retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus juga bersambung dengan ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik.
Kedua lapisan membran nukleus ditembus oleh beberapa ribu pori-pori nukleus. Pori-pori ini besar, hampir berdiameter 100 nanometer. Akan tetapi, kompleks molekul protein yang besar berlekatan di sekitar tepi pori sehingga bagian pusat pori hanya berdiameter kira-kira 9 nanometer. Walaupun demikian, ukuran ini cukup besar sehingga memungkinkan sejumlah molekul sampai dengan berat molekul 44.000 dapat lewat dan molekul dengan berat molekul kurang dari 15.000 lewat dengan sangat cepat.
l.         Nukleoli
Nukleus sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat disebut nukleoli. Nukleolus, tidak seperti organel lainnya, tidak memiliki sebuah membran pembatas, sebaliknya, nukleoli hanya merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein dari jenis yang ditemukan di dalam ribosom. Nukleolus menjadi sangat membesar bila sebuah sel secara aktif mensintesis protein. Gen dari lima pasangan kromosom yang terpisah akan mensintesis RNA ribosomal dan kemudian menyimpannya di dalam nukleolus, yang dimulai dengan sebuah RNA fibrilar longgar yang kemudian memadat membentuk sub unit ribosom granula. Sub unit ribosom granula ini selanjutnya diangkut melalui pori-pori membran nukleus ke dalam sitoplasma, berkumpul untuk membentuk ribosom “matang” yang memainkan peranan penting dalam pembentukan protein.

C.    Jenis-jenis Sel
Dua jenis utama sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik – dapat dibedakan berdasarkan organisasi strukturalnya. Sel-sel dari mikroorganisme yang biasa disebut bakteri adalah sel prokariotik. Semua bentuk kehidupan lainnya tersusun dari sel-sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih kompleks daripada sel prokariotik, karena dibagi-bagi oleh membran-membran internal menjadi ruangan-ruangan fungsional, atau organel yang berbeda-beda. Pada sel eukariotik, DNA tersusun bersama-sama dengan beberapa jenis protein tertentu menjadi struktur yang disebut sebagai kromosom yang terdapat di dalam sebuah nukleus, organel terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental yang mengelilingi nukleus tersebut adalah sitoplasma, tempat tersuspensinya berbagai jenis organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut. Beberapa sel eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding kokoh yang terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak memiliki dinding.

Pada sel prokariotik yang jauh lebih sederhana, DNA tidak terpisah dari bagian-bagian lain sel tersebut yang ada di dalam nukleus. Sel prokariotik juga tidak memiliki organel sitoplasma seperti yang dimiliki oleh sel eukariotik. Hampir semua sel prokariotik (bakteri) memiliki dinding sel eksternal yang kuat.

Walaupun sel eukariotik dan sel prokariotik memiliki kompleksitas yang jauh berbeda, kita akan melihat bahwa keduanya ternyata memiliki beberapa kesamaan yang penting. Sel memiliki ukuran, bentuk, dan ciri-ciri struktural khusus yang sangat bervariasi, tetapi kesemuanya merupakan struktur yang sangat teratur yang bertugas menjalankan proses-proses rumit yang harus berlangsung demi kelangsungan hidup sel tersebut.

D.    Fungsi Spesifik Sel
E.     Transport Trans Membran
a.                Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

b.               Transpor aktif
Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyaipotensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.


F.     Reproduksi Sel
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi).  Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase, pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase, pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase, pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
    ke kutub-kutub pembelahan sel.

4. Telofase, pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksiadalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.

Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis IIBaik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
G.    Homeostasis
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam homeostasis, yaitu:
a.       Sistem tertutup - Keseimbangan statis, di mana keadaan dalam yang tidak berubah seperti botol tertutup.
b.      Sistem terbuka - Keseimbangan dinamik, di mana keadaan dalam yang konstan walaupun sistem ini terus berubah contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun.
Organisme mempunyai 2 lingkungan, yaitu:
a.       Lingkungan luar yaitu lingkungan yang mengelilingi organisme secara keseluruhan. Organisme akan hidup berkelompok dengan organisme-organisme (biotik) dan objek-objek yang mati (abiotik).
b.      Lingkungan dalam yaitu lingkungan dinamis dalam badan manusia yang terdiri dari fluida yang mengelilingi komunitas sel-sel yang membentuk badan.
Biotik ialah komponen hidup yang meliputi semua organisme hidup. Contoh komponen biosis ialah:
1.      Manusia
2.      Tumbuhan
3.      Hewan
Abiotik ialah komponen mati, antara lain:
1.      Suhu
2.      Nilai pH
3.      Cahaya
4.      Kelembapan
5.      Topografi
6.      Iklim



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.

My Romance

di entri ini aku cerita sedikit percintaan aku ya :)
Aku mempunyai cinta pertama sekaligus cinta monyet, aku mengalami sewaktu aku SD dan dia SMP kita dalam satu sekolah, itu pun karena di suatu acara kita sama-sama aktif dalam kegiatan tersebut, sebut saja namanya RAMON.
ramon adalah cowok yang pintar, cerdas, soleh dan sosial tinggi, dia terkenal disekolah SD karena kesolehannya, pokonya wow banget deh..

Dia sih ga ganteng, tapi dia manis dan baik. Ketika aku lulus sd dan dia lulus smp kita berpisah jauh, dia memilih untuk melanjutkan sekolah SMA dia kota serang dan menetap disana. Sampai akhirnya kita lost contact, kita yakin kalau kita memang berjodoh pasti dipertemukan kembali.

saat itu facebook sedang buming, aku mencari nama panjangnya dan ternyata dia mempunyai facebook, kita bertemu kembali di dunia maya, rasanya itu seneng banget, seperti mendapatkan duit jatuh, hehhe.....
seiring berjalannya waktu kita berkomunikasi tapi jarang karena dia tinggal di asrama seperti pesantren, peraturannya sangat ketat.

Dia lulus SMA, aku dapet kabar kalau dia akan kerja di jakarta, cihuyyyyy.... seneng banget rasanya :)
ketika dia di jakarta kita suka jalan tapi jarang banget karena kesibukannya dia bekerja.

suatu ketika kita balikan, kita berjalan hampir 3 bulan, banyak kenangan yang kita simpan, saat dia ultah aku menjait sebuah tulisan di atas kain sulam, sangat romantis sekali, hehhe

Aku pun kuliah di STIKes PERTAMEDIKA keperawatan, kita tetap masih jalan bareng tapi waktunya semakin sempit dan akhirnya kita mengakhirinya, kita tetap yakin kalau tuhan itu tidak buta, yakin akan kuasa tuhan. kita lebih menyerahkan masalah percintaan kita kepada tuhan.
kita berduapun janji, aku dan dia sama-sama mewujudkan mimpinya, suatu saat nanti kalaupun kita memang jodoh, kita akan dipersatukan lagi.


*RAMON yang sekarang adalah ramon yang perfect dia mempunyai segalanya, dia mempunyai kasih sayang dan iman, buat ku iman adalah segalanya. karena dengan iman manusia akan terlihat sempurna di mata allah :)

*aku berdoa kepada allah semoga kita berdua bisa dipersatukan lagi, karena selama 12th kita selalu menjalin hubungan melalui hp dsb, kita saling mengisi satu sama lain, aku ingin kita seperti ini, amiinnn....