ANALISIS JURNAL
DIABETES MELITUS
Di susun oleh : S1 Reguler VB
Kelompok 3
1.
Desi Wulandari
2.
Kharisma Azizah
3.
Leicha Lintaryanti
4.
Maya Ayudya Pratiwi
5.
Mega Ulan Nurmaysari
6.
Mulyati Cahyani
7.
Nanda Ega Alvionita
8.
Nita Aristin Wulandari
9.
Pipit Rahmawati
10. Wulansari Rahmadani
STIKES PERTAMEDIKA
Jakarta, 2014
Judul : The Impact Of Status Of Diabetes
Melitus To The Degree Of Cries Dentis
(Pengaruh Status Diabetes Melitus Terhadap Derajat
Karies Gigi)
Kata kunci : The status of diabetes mellitus, degree of
dental caries, fasting plasma glucose
(Status diabetes
mellitus, derajat karies gigi, kadar glukosa darah puasa)
Penulis :
Anggita Putri Sekarsari
Latar Belakang Masalah
Karies
gigi merupakan penyakit gigi dan mulut terbanyak yang dikeluhkan masyarakat.
Karies dihasilkan dari proses demineralisasi yang menyebabkan kerusakan
jaringan keras gigi. Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor predisposisi
yang mempengaruhi terjadinya karies akibat tidak terkontrolnya kadar glukosa
darah yang menyebabkan tingginya kadar gluko dalam saliva.
Pembahasan
Karies merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada
dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva. Karies
juga dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit lokal maupun penyakit sistemik,
penyakit sistemik tersebut salah satunya adalah diabetes mellitus (DM). Penyakit
diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang kronis, dengan tanda yang khas yaitu
bertambahnya kadar glukosa dalam darah dan dalam urin.
Peningkatan kadar glukosa pada penderita DM dapat
disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau keaktifan insulin yang dihasilkan
oleh sel beta dari Langerhans di
pankreas atau adanya kerusakan pada Langerhans itu sendiri. Seseorang dikategorikan sebagai penderita
diabetes melitus jika kadar glukosa darah puasa
> 126 mg/dl, glukosa darah 2 jam postpradial > 200 mg/dl, dan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tidak
terkontrol dapat menimbulkan komplikasi di organ lain termasuk di dalamnya
adalah rongga mulut. Menurut American
Diabetes Association (ADA) kadar glukosa darah yang terkontrol dinilai dari
hasil pemeriksaan HbA1c ≤7%, kadar glukosa darah puasa, yaitu 70-130 mg/dl,
atau dari hasil kadar glukosa darah 2 jam postprandial yaitu <180 mg/dl.
Komplikasi oral yang sering terjadi pada diabetes mellitus adalah periodontitis,
mulut kering, dan karies gigi. Seseorang
dengan diabetes dapat mengalami keadaan yang disebut hyposalivasi dan
gangguan fungsi saliva, dimana saliva tersebut memiliki komponen-komponen yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik. Sehingga penurunan produksi
saliva dapat meningkatkan resistensi bakteri penyebab karies. Tingginya kadar
glukosa darah pada penderita diabetes berhubungan dengan tingginya kadar
glukosa dalam saliva. Saliva dengan
kadar glukosa yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam melalui proses
fermentasi oleh bakteri di dalam mulut, kemudian terjadi proses demineralisasi
yang menghasilkan karies gigi.
Implikasi
1.
Kelebihan
1)
Menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti.
2)
Menjelaskan
bagaimana mekanisme terjadi karies gigi pada pasien yang mengalami diabetes
melitus.
3)
Menjelaskan secara
rinci metode penelitian yang digunakan.
2.
Kekurangan
1)
Peneliti tidak menampilkan
gambaran pasien yang mengalami karies gigi.
2)
Peneliti tidak
menjelaskan bagaimana penanganan pada pasien yang terkena karies gigi.
3)
Peneliti tidak
menjelaskan pencegahan bagaimana pasien yang mengalami diabetes mellitus tidak
terkena karies gigi.
Manfaat Untuk
Keperawatan
1.
Perawat dapat
mengetahui komplikasi dari penyakit diabetes mellitus,
salah satunya adalah karies gigi.
2.
Perawat dapat mengetahui
responden yang terkena karies gigi pada pasien
diabetes melitus
3.
Berdasarkan
hasil penelitian, perawat dapat mempelajari efek yang timbul ketika fototerapi
pada sistem saraf otonom neonatal.
Kesimpulan
Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan
bermakna pada derajat karies gigi pada kelompok diabetes mellitus terkontrol
dan tidak terkontrol. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa status
diabetes mellitus berpengaruh terhadap derajat karies gigi.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan HbA1c untuk menghitung kadar glukosa dalam darah. Hal ini
dikarenakan pengendalian kadar glukosa darah dapat lebih spesifik dinilai
dengan HbA1c dibandingkan dengan kadar glukosa darah puasa.