Kamis, 03 April 2014

ANALISIS JURNAL (MATA KULIAH ENDOKRIN)



ANALISIS JURNAL
DIABETES MELITUS
Di susun oleh : S1 Reguler VB
Kelompok 3
1.      Desi Wulandari
2.      Kharisma Azizah
3.      Leicha Lintaryanti
4.      Maya Ayudya Pratiwi
5.      Mega Ulan Nurmaysari
6.      Mulyati Cahyani
7.      Nanda Ega Alvionita
8.      Nita Aristin Wulandari
9.      Pipit Rahmawati
10.  Wulansari Rahmadani
  
STIKES PERTAMEDIKA
Jakarta, 2014


Judul              : The Impact Of Status  Of  Diabetes Melitus To The Degree Of Cries Dentis
(Pengaruh Status Diabetes Melitus Terhadap Derajat Karies Gigi)
Kata kunci     : The status of diabetes mellitus, degree of dental caries, fasting plasma glucose
(Status diabetes mellitus, derajat karies gigi, kadar glukosa darah puasa)
Penulis            : Anggita Putri Sekarsari

Latar Belakang Masalah
            Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut terbanyak yang dikeluhkan masyarakat. Karies dihasilkan dari proses demineralisasi yang menyebabkan kerusakan jaringan keras gigi. Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi terjadinya karies akibat tidak terkontrolnya kadar glukosa darah yang menyebabkan tingginya kadar gluko dalam saliva.

Pembahasan
Karies  merupakan  kerusakan  jaringan  keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva. Karies juga dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit lokal maupun penyakit sistemik, penyakit sistemik tersebut salah satunya adalah diabetes mellitus (DM). Penyakit diabetes mellitus adalah  suatu  penyakit  yang kronis, dengan tanda yang khas yaitu bertambahnya kadar glukosa dalam darah dan dalam urin.
Peningkatan kadar glukosa pada penderita DM dapat disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau keaktifan insulin yang dihasilkan oleh sel beta dari  Langerhans di pankreas atau adanya kerusakan pada Langerhans itu sendiri.  Seseorang dikategorikan sebagai penderita diabetes melitus jika kadar glukosa darah puasa  > 126 mg/dl, glukosa darah  2  jam  postpradial  > 200 mg/dl,  dan glukosa darah sewaktu  > 200 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi di organ lain termasuk di dalamnya adalah rongga mulut.  Menurut American Diabetes Association (ADA) kadar glukosa darah yang terkontrol dinilai dari hasil pemeriksaan HbA1c ≤7%, kadar glukosa darah puasa, yaitu 70-130 mg/dl, atau dari hasil kadar glukosa darah 2 jam postprandial yaitu <180 mg/dl.
Komplikasi oral yang sering terjadi  pada diabetes mellitus adalah periodontitis, mulut kering, dan karies gigi.  Seseorang dengan diabetes dapat mengalami keadaan yang disebut hyposalivasi dan gangguan fungsi saliva, dimana saliva tersebut memiliki komponen-komponen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik. Sehingga penurunan produksi saliva dapat meningkatkan resistensi bakteri penyebab karies. Tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam saliva.  Saliva dengan kadar glukosa yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam melalui proses fermentasi oleh bakteri di dalam mulut, kemudian terjadi proses demineralisasi yang menghasilkan karies gigi.

Implikasi
1.        Kelebihan
1)        Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
2)        Menjelaskan bagaimana mekanisme terjadi karies gigi pada pasien yang mengalami diabetes melitus.
3)        Menjelaskan secara rinci metode penelitian yang digunakan.
2.        Kekurangan
1)        Peneliti tidak menampilkan gambaran pasien yang mengalami karies gigi.
2)        Peneliti tidak menjelaskan bagaimana penanganan pada pasien yang terkena karies gigi.
3)        Peneliti tidak menjelaskan pencegahan bagaimana pasien yang mengalami diabetes mellitus tidak terkena karies gigi.

Manfaat Untuk Keperawatan
1.        Perawat dapat mengetahui  komplikasi dari penyakit diabetes mellitus, salah satunya adalah karies gigi.
2.        Perawat dapat mengetahui responden yang terkena karies gigi pada pasien diabetes melitus
3.        Berdasarkan hasil penelitian, perawat dapat mempelajari efek yang timbul ketika fototerapi pada sistem saraf otonom neonatal.

Kesimpulan
Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada derajat karies gigi pada kelompok diabetes mellitus terkontrol dan tidak terkontrol. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa status diabetes mellitus berpengaruh terhadap derajat karies gigi.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan HbA1c untuk menghitung kadar glukosa dalam darah. Hal ini dikarenakan pengendalian kadar glukosa darah dapat lebih spesifik dinilai dengan HbA1c dibandingkan dengan kadar glukosa darah puasa.

TUGAS JURNAL ENDOKRIN

****JURNAL ASLI