MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN
Mengidentifikasi
Kehidupan Sel sebagai Unit Fungsional Terkecil dari Organisme
Disusun oleh
:
1.
Desi Wulandari
2.
Kharisma Azizah
3.
Mulyati Cahyani
4.
Rahayu Puji Sri Lestari
5.
Reni Pratiwi
6.
Tasha Permatasari
STIKes PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir –
Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 12240
KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
ALLAH SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “
MENGIDENTIFIKASI KEHIDUPAN SEL SEBAGAI UNIT FUNGSIONAL TERKECIL DARI ORGANISME”
untuk menyelesaikan tugas mata kuliyah Ilmu Dasar Keperawatan I.
Dalam penyusunan Makalah ini, Penulis
melibatkan berbagai pihak. Tak lupa Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.Bapak
Ns. Rian Agus Setiawan, Skep
Selaku
Dosen pembimbing
2. Semua
Pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan , maka dari itu Penulis Mohon
keritik dan saran dari semua pihak agar tercapai Kesempurnaan. Penulis juga
berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga ALLAH SWT
menambah berkah dan rahmat-Nya pada diri
kita semua.
Wassalmualaikum Wr. Wb
Jakarta,20 September
2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
biologi, sel
adalah kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan
makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup
lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari
banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih
dari 10 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan
satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri
induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur
induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel
pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ
dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut.
Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot
jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara
itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang disebut organel.
Semua sel
dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah
di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam
hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan
mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur
yang disebut ribosom
yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada
berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme
tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik
atau sel eukariotik.
Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada
eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau
inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki
sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Introduksi
Sel
Sel
merupakan tingkatan struktur
terendah yang mampu melakukan
semua aktivitas kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar
dari struktur dan fungsi organisme tersebut.
Robert Hooke,
seorang saintis Inggris, pertama kali menerangkan dan
menamakan sel
pada
tahun 1665, ketika ia meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon
oak dengan menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Walaupun
meyakini bahwa kotak kecil, atau ‘sel’, yang ia lihat hanya dimiliki oleh
potongan gabus tersebut, Hooke tidak pernah menyadari betapa pentingnya
penemuannya ini.
Penerusnya
seorang saintist Belanda bernama Anton
van Leeuwenhoek, menemukan organisme yang sekarang kita kenal sebagai
organisme bersel tunggal. Dengan menggunakan
butiran-butiran pasir yang telah ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan
300x, Leeuwenhoek menemukan suatu dunia mikroba di dalam tetesan-tetesan
air kolam dan juga meneliti sel-sel darah dan sel sperma hewan. Pada
tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan Leeuwenhoek, sel
akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli biologi Jerman.
Dalam
kasus klasik tentang penalaran induktif – pencapaian suatu kesimpulan umum
berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus – ini, Schleiden dan Schwann merangkum
penelitian mikroskopik mereka
sendiri dan hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan menyimpulkan bahwa
semua bentuk kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi dasar
bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa
semua sel berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel untuk membelah diri
menghasilkan sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi
pertumbuhan dan perbaikan organisme-organisme multiseluler, termasuk manusia.
Semua
sel diselimuti oleh suatu membran yang mengatur perjalanan materi antara sel
tersebut dan lingkungan sekelilingnya. Setiap sel, pada tahapan tertentu dalam
hidupnya, mengandung DNA, yaitu materi yang dapat diwariskan yang mengarahkan
aktivitas-aktivitas sel tersebut.
B.
Ultra
Struktur Sel
a.
Membran sel
Membran
sel, yang menyelubungi sel, merupakan struktur elastik tipis, tebalnya hanya
7,5 sampai 10 nanometer. Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari protein
dan lipid. Perkiraan komposisi adalah protein 55%, fosfolipid 25%, kolesterol
13%, lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%.
b.
Sitoplasma
Sitoplasma
dipenuhi oleh partikel-partikel dan organel-organel berukuran besar dan kecil
yang tersebar, berkisar dari beberapa nanometer sampai beberapa mikrometer.
Bagian cairan bening dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana
partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai sitosol, yang terutama terdiri
atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa, serta sejumlah kecil senyawa
lipid.
c.
Retikulum Endoplasmik
Jaringan
berbentuk tubular dan struktur vesikular gepeng. Tubulus dan vesikel ini saling
berhubugan satu sama lain. Dinding retikulum juga terbentuk dari membran
berlapis lipid ganda yang terdiri atas banyak sekali protein, mirip dengan
membran sel. Total daerah permukaan struktur ini pada beberapa sel-sel hati,
misalnya-dapat mencapai ukuran 30-40 kali lebih besar daripada daerah membran
sel.
d.
Aparatus Golgi
Aparatus
golgi erat hubungannya dengan retikulum endoplasmik. Aparatus golgi memiliki
membran yang mirip dengan membran pada retikulum endoplasmik agranular.
Aparatus golgi biasanya terdiri atas empat atau lebih tumpukan lapisan vesikel
tipis dan gepeng yang terletak dekat dengan nukleus. Aparatus ini penting pada
sel sekretoris. Pada sel sekretoris aparatus golgi terletak di sebelah sel
tempat substansi sekretorik akan dikeluarkan.
Aparatus
golgi ini dalam fungsinya bekerjasama dengan retikulum endoplasmik. Vesikel
pengangkut kecil yang juga disebut vesikel retikulum endoplasmik atau secara
singkat disebut sebagai vesikel RE, secara terus menerus ditarik dari retikulum
endoplasmik dan segera setelah itu bergabung dengan aparatus golgi. Dengan cara
ini, substansi yang terjerat dalam vesikel RE diangkut dari retikulum
endoplasmik menuju ke aparatus golgi. Substansi yang diangkut ini selanjutnya
diproses di dalam aparatus golgi untuk membentuk lisosom, vesikel sekretoris,
atau komponen sitoplasmik yang lainnya.
e.
Lisosom
Lisosom
merupakan organel vesikular yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian
tersebar di seluruh sitoplasma. Lisosom ini merupakan sistem pencernaan
intraselular yang memungkinkan sel untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur
intraseluler, khususnya struktur sel yang telah rusak, partikel-partikel
makanan yang telah dicernakan sel, dan bahan-bahan yang tidak diinginkan tubuh,
misalnya bakteri.
f.
Peroksisom
Peroksisom
secara fisik mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua hal penting;
Pertama, peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi-sendiri (atau mungkin
melalui pertunasan dari retikulum endoplasmik halus) dan bukan dibentuk oleh
aparatus golgi. Kedua, peroksisom lebih mengandung oksidase daripada hidrolase.
Beberapa oksidase mampu menggabungkan oksigen dengan ion hidrogen dari zat
kimia intraseluler yang berbeda untuk membentuk hidrogen peroksida (H2O2).
Hidrogen peroksida sendiri sebaliknya merupakan suatu substansi yang sangat
mudah beroksidasi, dan dipergunakan berkaitan dengan katalase, suatu enzim
oksidase lain yang ditemukan dalam jumlah besar di dalam peroksisom, untuk
mengoksidasi banyak substansi yang bila tidak, akan menjadi racun bagi sel.
Sebagai contoh, kira-kira setengah dari alkohol yang diminum seseorang
didetoksifikasi oleh peroksisom sel-sel hati.
g.
Vesikel sekretoris
Salah
satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi
khusus. Hampir semua substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik –
sistem aparatus golgi dan kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam
sitoplasma di dalam vesikel penyimpan, yang disebut vesikel sekretoris atau
granula sekretoris. Misalnya vesikel sekretoris khusus di dalam sel-sel asini
pankreas yang menyimpan proenzim protein (enzim yang belum aktif); proenzim
kemudian akan disekresikan ke membran sel bagian luar, masuk ke duktus
pankreatikus dan kemudian ke duodenum, dimana proenzim akan menjadi aktif dan
melakukan fungsi pencernaan.
h.
Mitokondria
Mitokondria
disebut sebagai rumah energi sel. Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat
menyadap jumlah energi yang bermakna dari bahan makanan dan oksigen, dan
sebagai akibatnya, semua fungsi sel akan berhenti. Pada dasarnya, mitokondria
terdapat di semua bagian sitoplasma, tetapi jumlah total per sel sangat
bervariasi, mulai kurang dari seratus sampai beberapa ribu, bergantung pada
jumlah energi yang dibutuhkan oleh masing-masing sel. Selanjutnya mitokondria
terkonsentrat dalam bagian-bagian sel yang bertanggung jawab terhadap
metabolisme energi. Mitokondria juga bervariasi dalam ukuran dan bentuk;
beberapa mitokondria diameternya hanya beberapa ratus nanometer dan bentuknya
granula, sedangkan yang lain lebih panjang – diameternya 1 mikrometer dan
panjangnya 7 mikrometer – dan yang lain bercabang dan berbentuk filamen.
i.
Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya
protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan
molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma.
Molekul prekursor berpolimerisasi membentuk filamen. Sebagian besar filamen
aktin seringkali terdapat di sisi luar sitoplasma, yang merupakan daerah yang
disebut sebagai ektoplasma, untuk membentuk suatu penunjang elastik bagi
membran sel. Juga, di dalam sel-sel otot, filamen aktin dan miosin tersusun
menjadi suatu mesin kontraktil khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi
otot di seluruh tubuh.
Ada
satu filamen khusus yang terdiri atas molekul-molekul tubulin yang digunakan
dalam semua sel untuk membentuk struktur tubulus, yaitu mikrotubulus. Sebagian
mikrotubulus mengandung 13 protofilamen tubulin yang terletak sejajar satu sama
lain dalam satu lingkaran untuk membentuk sebuah silinder panjang sempit yang
kira-kira berdiameter 25 nanometer dan panjang 1 sampai beberapa mikrometer.
Silinder ini sering tersusun dalam bentuk berkas yang menyebabkan mikrotubulus
seluruhnya merupakan suatu massa struktural yang sangat kuat. Akan tetapi,
mikrotubulus merupakan suatu struktur kaku yang akan pecah bila terlalu
dibengkokkan. Jadi fungsi primer mikrotubulus adalah sitoskeleton, yang
membentuk suatu struktur fisik yang kaku untuk beberapa bagian sel yang khusus.
Juga,, sitoplasma sering mengalir di sekitar mikrotubulus, yang mungkin
disebabkan oleh pergerakan lengan yang menonjol keluar dari mikrotubulus.
j.
Nukleus
Nukleus
merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah
besar DNA, yang telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan
karakteristik protein sel, termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur
aktivitas sitoplasma. Nukleus juga mengatur reproduksi; gen-gen ini pertema
bereproduksi sendiri, dan kemudian, sel dipecahkan oleh proses khusus yang
disebut mitosis untuk membentuk dua sel anak, yang masing – masing menerima
satu dari dua set gen.
Penampilan
nukleus di bawah mikroskop cahaya tidak memberikan gambaran yang cukup mengenai
mekanisme nukleus melakukan kerja pengontrolannya. Penampilan sebuah nukleus
dalam fase interfase (periode di dalam mitosis) dengan menggunakan mikroskop
cahaya, memperlihatkan bahan kromatin yang terpulas gelap di seluruh nukleoplasma.
Selama mitosis, bahan kromatin menjadi sangat mudah diidentifikasi sebagai
kromosom yang tersusun baik, yang dapat dilihat dengan mudah dengan mikroskop
cahaya.
k.
Membran nukleus
Membran
nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran yang
terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar
bersambung dengan retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus
juga bersambung dengan ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik.
Kedua
lapisan membran nukleus ditembus oleh beberapa ribu pori-pori nukleus.
Pori-pori ini besar, hampir berdiameter 100 nanometer. Akan tetapi, kompleks
molekul protein yang besar berlekatan di sekitar tepi pori sehingga bagian
pusat pori hanya berdiameter kira-kira 9 nanometer. Walaupun demikian, ukuran
ini cukup besar sehingga memungkinkan sejumlah molekul sampai dengan berat
molekul 44.000 dapat lewat dan molekul dengan berat molekul kurang dari 15.000
lewat dengan sangat cepat.
l.
Nukleoli
Nukleus
sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat
disebut nukleoli. Nukleolus, tidak seperti organel lainnya, tidak memiliki
sebuah membran pembatas, sebaliknya, nukleoli hanya merupakan suatu struktur
yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein dari jenis yang ditemukan di
dalam ribosom. Nukleolus menjadi sangat membesar bila sebuah sel secara aktif
mensintesis protein. Gen dari lima pasangan kromosom yang terpisah akan
mensintesis RNA ribosomal dan kemudian menyimpannya di dalam nukleolus, yang
dimulai dengan sebuah RNA fibrilar longgar yang kemudian memadat membentuk sub
unit ribosom granula. Sub unit ribosom granula ini selanjutnya diangkut melalui
pori-pori membran nukleus ke dalam sitoplasma, berkumpul untuk membentuk
ribosom “matang” yang memainkan peranan penting dalam pembentukan protein.
C.
Jenis-jenis
Sel
Dua
jenis utama sel, yaitu sel prokariotik
dan sel eukariotik – dapat dibedakan berdasarkan organisasi strukturalnya.
Sel-sel dari mikroorganisme yang biasa disebut bakteri adalah sel prokariotik. Semua bentuk kehidupan
lainnya tersusun dari sel-sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih kompleks
daripada sel prokariotik, karena dibagi-bagi oleh membran-membran internal
menjadi ruangan-ruangan fungsional, atau organel yang berbeda-beda. Pada sel eukariotik, DNA tersusun
bersama-sama dengan beberapa jenis protein tertentu menjadi struktur yang
disebut sebagai kromosom yang terdapat di dalam sebuah nukleus, organel
terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental yang mengelilingi
nukleus tersebut adalah sitoplasma, tempat tersuspensinya berbagai jenis
organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut. Beberapa sel
eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding kokoh yang
terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak memiliki dinding.
Pada
sel prokariotik yang jauh lebih sederhana, DNA tidak terpisah dari
bagian-bagian lain sel tersebut yang ada di dalam nukleus. Sel prokariotik juga
tidak memiliki organel sitoplasma seperti yang dimiliki oleh sel eukariotik.
Hampir semua sel prokariotik (bakteri) memiliki dinding sel eksternal yang
kuat.
Walaupun
sel eukariotik dan sel prokariotik memiliki kompleksitas yang jauh berbeda,
kita akan melihat bahwa keduanya ternyata memiliki beberapa kesamaan yang
penting. Sel memiliki ukuran, bentuk, dan ciri-ciri struktural khusus yang
sangat bervariasi, tetapi kesemuanya merupakan struktur yang sangat teratur
yang bertugas menjalankan proses-proses rumit yang harus berlangsung demi
kelangsungan hidup sel tersebut.
D.
Fungsi
Spesifik Sel
E.
Transport
Trans Membran
a.
Transpor pasif
Transpor
pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif.
Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang
mengonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis
ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor
pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh
molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor
pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
b.
Transpor
aktif
Definisi
transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang menyebabkan
perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyaipotensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi.
Proses
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan
energi dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor
aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui
membran sel maupun membran buatan.
Yang
termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP
driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor
menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter
dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua
substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah
berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light
driven pump umumnya
ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan
contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3.
Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan
ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan modulasi
aktivitasnya.
F.
Reproduksi
Sel
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu
Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah
reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui
tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. Mitosis adalah cara
reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase
berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini
tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan
sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan
pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase, pada tahap ini yang terpenting
adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai
berduplikasi menjadi
kromatid.


2. Metafase, pada tahap ini
kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada
tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.


3. Anafase, pada fase ini kromatid akan
tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase, pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase, pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti


Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan
seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi)
jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis IIBaik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis IIBaik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
G. Homeostasis
Homeostasis merujuk
pada ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam
(badan organisme) yang konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep yang
paling penting dalam biologi. Bidang fisiologi dapat
mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan dalam organisme. Umpan balik
homeostasis terjadi pada setiap organisme.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam
homeostasis, yaitu:
a. Sistem tertutup -
Keseimbangan statis, di mana keadaan
dalam yang tidak berubah seperti botol tertutup.
b. Sistem
terbuka - Keseimbangan dinamik, di mana keadaan dalam yang
konstan walaupun sistem ini terus berubah contohnya seperti sebuah kolam di
dasar air terjun.
Organisme mempunyai 2 lingkungan, yaitu:
a. Lingkungan luar yaitu lingkungan yang mengelilingi
organisme secara keseluruhan. Organisme akan hidup berkelompok dengan
organisme-organisme (biotik) dan objek-objek yang mati (abiotik).
b. Lingkungan dalam yaitu lingkungan dinamis dalam badan
manusia yang terdiri dari fluida yang mengelilingi komunitas sel-sel
yang membentuk badan.
Biotik ialah komponen hidup yang meliputi semua organisme
hidup. Contoh komponen biosis ialah:
1. Manusia
2. Tumbuhan
3. Hewan
Abiotik ialah komponen mati, antara lain:
1. Suhu
2. Nilai pH
3. Cahaya
4. Kelembapan
5. Topografi
6. Iklim
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel-sel pada
organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ
dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Semua
sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah
di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam
hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan
mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur
yang disebut ribosom
yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada
berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.